Maag atau dyspepsia disebabkan oleh produksi asam lambung, yang mengiritasi dinding saluran pencernaan. Asam yang diproduksi berlebih itu kadang naik sampai kerongkongan (refluks) dan memicu rasa terbakar di bagian tersebut.
Antasida, salah satu obat maag yang dijual bebas di apotek dan toko obat pada umumnya merupakan basa lemah dalam bentuk alumunium hidroksida, magnesium hidroksida atau kalsium hidroksida. Gunanya tidak lain untuk menetralisir asam lambung penyebab iritasi di saluran pencernaan.
Jenis obat ini cukup aman sehingga jarang menyebabkan overdosis, namun bukan berarti boleh digunakan dengan sembarangan. Penggunaan antasida secara berlebihan dikhawatirkan dapat menyebabkan berbagai efek samping terutama ketidakseimbangan elektrolit di dalam cairan tubuh.
Pada antasida yang mengandung kalsium hidroksida misalnya, bisa menyebabkan kelebihan kalsium yang disebut hiperkalsemia. Kondisi ini dapat memicu gangguan-gangguan tidak diharapkan, antara lain sembelit, nyeri di perut, rasa haus yang terus menerus dan mual.
Dikutip dari Foxnews, Jumat (10/9/2010), penggunaan antasida tidak dianjurkan untuk jangka panjang. Apabila kelebihan asam lambung terjadi lebih dari 2-3 kali dalam sepekan, sebaiknya kunjungi dokter untuk mendapatkan jenis obat lain yang lebih kuat misalnya golongan penghambat pompa proton.
Bukan hanya untuk menghindari sembelit tentunya, langkah ini juga bertujuan untuk mengantisipasi gejala awal kanker esofagus yang juga dicirikan dengan refluks asam lambung. Terutama jika kondisinya terus memburuk meski sudah diobati, atau salah satu keluarganya ada yang memiliki riwayat kanker esofagus.
Sedangkan untuk mencegah produksi asam lambung berlebih, hindari pemicunya seperti tomat, kopi, cokelat dan alkohol. Pemilik tubuh gemuk juga lebih berisiko mengalami kelebihan asam lambung, sehingga harus menurunkan berat badan.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan komentar yang sopan dan menggunakan bahasa Indonesia